Implantasi plasenta normalnya
terletak di bagian fundus(bagian puncak atau atas rahim). Bisa agak ke kiri
atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi
menutupi jalan lahir.
Patahan jalan lahir ini
adalahostium uteri
internum, sedangkan dari luar dari arah vaginadisebut ostium uteri
eksternum.
Perdarahan pada kehamilan harus
dianggap sebagai kelainanyang
berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda
disebutkeguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua
disebut perdarahan
antepartum. Plasenta
previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan
antepartum pada trimester ketiga.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya
abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar,
1998).
Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan
atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada
waktu tertentu, yaitu:
1.
Plasenta Previa Totalis
2.
Plasenta Previa Parsialis
3.
Plasenta Previa Marginalis
Plasenta Previa Totalis
Bila plasenta menutupi
seluruh jalan lahir pada
tempat implantasi,
jelas tidak mungkin bayidilahirkan in
order to vaginam (normal/spontan/biasa),
karena risiko perdarahan sangat
hebat.
Plasenta Previa Parsialis
Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang
menutupi jalan lahir.
Pada tempat implantasi inipun
risiko perdarahan masih
besar dan biasanya tetap tidak dilahirkan melalui pervaginam.
Plasenta Previa Marginalis
Bila hanya bagian tepi plasenta yang
menutupi jalan lahir bisa
dilahirkan pervaginam tetapi risikoperdarahan tetap
besar.
Low Lying Placenta (Plasenta
Letak Rendah)
Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa
millimeter atau cm dari tepi jalan lahir risikoperdarahan tetap ada,
namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman. Pinggir plasenta berada
kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada
pembukaan jalan lahir.
Etiologi
Beberapa faktor dan etiologi dari plasenta previa tidak
diketahui. Tetapi diduga hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas dari
vaskularisasi endometrium yang
mungkin disebabkan oleh timbulnya parut akibat trauma operasi/infeksi. (Mochtar, 1998). Perdarahan berhubungan
dengan adanya perkembangan segmen
bawah uterus pada
trimester ketiga. Plasenta yang
melekat pada area ini akan rusak akibat ketidakmampuan segmen bawah rahim. Kemudian perdarahan akan
terjadi akibat ketidakmampuan segmen bawah rahim untuk
berkonstruksi secara adekuat.
Faktor risiko plasenta previa termasuk:
1.
Riwayat plasenta previa sebelumnya.
2.
Riwayat seksio sesarea.
3.
Riwayat aborsi.
4.
Kehamilan ganda.
5.
Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35
tahun.
6.
Multiparitas.
7.
Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim, sehingga
mempersempit permukaan bagi penempatan plasenta.
8.
Adanya jaringan rahim pada tempat
yang bukan seharusnya. Misalnya dari indung telursetelah kehamilan sebelumnya
atau endometriosis.
10.
Sosial ekonomi rendah/gizi buruk, patofisiologi
dimulai dari usia kehamilan 30
minggu segmen bawah uterus akan
terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
11.
Mendapat tindakan Kuretase.
Patologi
Perdarahan tidak
dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterusuntuk berkontraksi
menghentikan perdarahan itu,
tidak sebagaimana serabut otot uterus yang
menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang
letaknya normal.
Makin rendah letakplasenta,
makin dini perdarahan terjadi.
Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis
akan terjadi lebih dini daripada pada plasenta letak rendah
yang mungkin baru berdarah setelahpersalinan dimulai.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dalam
hal ini adalah gejala utama
dan gejala klinik.
Gejala Utama
Perdarahan yang
terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang
berwarna merah segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri.
Gejala Klinik
1.
Perdarahan yang
terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang
terjadi pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal. Perdarahan berikutnya
hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan pertama sering
terjadi pada triwulan ketiga.
2.
Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak
mengeluh adanya rasasakit.
3.
Pada uterus tidak teraba
keras dan tidak tegang.
4.
Bagian terbanyak janin biasanya belum
masuk pintu atas
panggul dan tidak jarang terjadi letak janin letak janin (letak lintang
atau letak sungsang)
5.
Janin mungkin masih
hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya perdarahan, sebagian besar
kasus, janinnya masih hidup.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis perdarahan diakibatkan
oleh plasenta
previa diperlukan anamnesis danpemeriksaan obstetrik.
Dapat juga dilakukan pemeriksaaan hematokrit. Pemeriksaan bagian luar
terbawah janin biasanya
belum masuk pintu atas
panggul. Pemeriksaan inspekulo
bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal
dari ostium uteri
eksternum atau dari kelainan serviksatau vagina seperti erosro
porsionis uteri,
karsinoma porsionis uteri polipus serviks uteri, varisesvulva dan trauma.
Komplikasi Plasenta Previa
Menurut Prof.Dr.Sarwono
Prawirohardjo.SpOG,1997,Jakarta.
2.
Prolaps plasenta.
3.
Plasenta melekat,
sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu dibersihkan dengan kerokan.
4.
Robekan-robekan jalan lahir karena
tindakan.
5.
Perdarahan post
portum.
6.
Infeksi karena perdarahan yang
banyak.
7.
Bayi premature atau
lahir mati.
Penanganan
Menurut Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo.SpOG.
1997. Jakarta.
Penanganan Pasif
1.
Perhatian – Tiap-tiap perdarahan triwulan
ketiga yang lebih dari show (perdarahan inisial),
harus dikirim ke rumah sakit tanpa
dilakukan manipulasi apapun. Baik rektal apalagi vaginal (Eastmon).
2.
Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup
belum inpartu, kehamilanbelum
cukup 37 minggu atau berat badan janin dibawah 2500
gr, maka kehamilan dapat
dipertahankan, istirahat dan
pemberian obat-obatan seperti
spasmolitika, progestin atau progesterone, observasi dengan
teliti.
3.
Sambil mengawasi periksa golongan darah dan menyiapkan
donor transfusi darah,
bila memungkinkan kehamilan dipertahakan
setua mungkin supaya janin terhindar
dari prematuritas.
4.
Harus diingat bahwa bila
dijumpai ibu hamil tersangka plasenta previa rujuk
segera ke rumahsakit dimana
tedapat fasilitas operasi dan transfusi darah.
5.
Bila kekurangan darah, berikanlah
transfusi darah dan obat-obatan penambah darah.
Cara Persalinan
1.
Persalinan Pervaginam
2.
Persalinan perabdominan,
dengan seksio
sesarea.
Referensi
Kedaruratan Kebidanan. 1996. Buku Ajar Untuk Program Pendidikan Bidan “Perdarahan
Antepartum Buku II”. Jakarta.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sarwono, P. 1997. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
stasiunbidan.blogspot.com
Winda, 2007. Asuhan Kebidanan Kepada Ibu Hamil Dengan Plasenta Letak Rendah. Politeknik Departemen Kesehatan Tanjung Karang Prodi Kebidanan Metro.
Image, chop.edu, nursingcrib.com
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Sarwono, P. 1997. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
stasiunbidan.blogspot.com
Winda, 2007. Asuhan Kebidanan Kepada Ibu Hamil Dengan Plasenta Letak Rendah. Politeknik Departemen Kesehatan Tanjung Karang Prodi Kebidanan Metro.
Image, chop.edu, nursingcrib.com
nice post..
BalasHapusBest Gynecologist In Tirunelveli
Best Hospital In Tirunelveli
Gynecologist Near Me